Search

Kamis, 11 April 2013

Keramik Asing dari Daerah Aliran Sungai Lematang

Oleh: Sondang M. Siregar

A. Pendahuluan

Keramik berasal dari kata ceramic dalam bahasa Inggrisnya, sedangkan dalam bahasa Yunani adalah keramos yang berarti barang pecah belah atau barang yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Di Indonesia ada kecenderungan menggunakan istilah keramik untuk barang-barang yang diglasir terbuat dari bahan batuan (stoneware) dan porselin (porcelain), sedangkan earthenware atau pottery digunakan istilah tembikar (McKinnon,1996:1).

Keramik umumnya digunakan sebagai barang sehari-hari, benda koleksi atau sebagai hadiah dari penguasa dan barang dagangan. Keramik kuna banyak ditemukan di tepi Sungai Lematang dan sekitar kompleks percandian Bumiayu yang terbuat dari bahan tembikar, batuan dan porselen. Sebagian besar keramik ditemukan dalam kondisi fragmentaris. Adapula ditemukan utuh oleh penduduk di tebing-tebing Sungai Lematang. Keramik-keramik tersebut diperkirakan buatan lokal dan buatan luar (asing).


Keramik asing ditemukan dalam jumlah yang banyak dan bervariasi jenisnya, hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana keramik tersebut bisa berada di lokasi, Adanya kemungkinan dahulu di Daerah Aliran Sungai Lematang (DAS Lematang) sebagai salah satu jalur perdagangan. Oleh karena itu tulisan ini berusaha mengungkapkan jejak-jejak perdagangan di DAS Lematang, melalui analisis keramik yang ditemukan di DAS Lematang.
B. Jenis-jenis Keramik

Berdasarkan atas analisis Retno Raswaty, keramik dari DAS Lematang terbuat dari dua jenis bahan, yaitu porselen dan batuan dengan partikel halus dan tekstur halus serta partikel kasar dan tekstur yang renggang. Porselen berwarna putih, putih keabuan dan krem. Beberapa di antaranya terdapat bintik-bintik hitam. Pada porselen kasar terdapat lubang-lubang seperti titik jarum namun belum sampai tembus permukaan. Sedangkan bahan batuan berwarna krem, abu-abu keunguan dan abu-abu, sebagian besar berpartikel kasar dengan tekstur renggang (Siregar,2003:11).

Glasir yang digunakan adalah monokrom dan polikrom. Glasir monokrom ditemukan dalam warna putih, hijau seladon, coklat, coklat kehitaman, hijau kebiruan dan biru telur asin (qingbay), sedangkan glasir polikrom ditemukan pada glasir biru putih dan dengan warna dari swatow. Motif hias yang ditemukan berupa motif yang dibingkai dalam panil-panil bermotif yang melambangkan delapan lambang Buddha (teratai), lambang-lambang keberuntungan seperti castanyet dan pustaka. Motif lainnya berupa motif ombak, panil, teratai, mutiara yang menyala, tanaman air, suluran, motif burung, peoni, krisan, serta berbagai variasi bentuk suluran, fauna (burung) dan pemandangan alam. Pada sebagian besar keramik biru putih, glasir dijumpai berwarna kusam dengan beberapa di antaranya cenderung biru kehitaman dengan pengglasiran yang tidak merata, lingkaran kaki ada yang berglasir dan tidak berglasir serta dijumpai adanya keramik dengan bagian dasar dilekati oleh pasir. Beberapa di antaranya menilik glasir yang mengkilat. Dijumpai pula keramik-keramik dengan bekas penyangga keramik (spurmarks) berupa jejak lingkaran berwarna hitam maupun kuning kemerahan. Ditemukan pula keramik glasir dwiwarna (coklat dan putih mutiara) yang unik dan ditemukan hanya dua buah, yaitu berbentuk wadah saus dan tutup cepuk yang berasal dari Sawankhalok abad 14-16 M (Siregar,2003:11 ## 12).

Keramik Cina dari DAS Lematang terbanyak berasal dari abad ke-8 ## 19 M, yaitu dari dinasti Tang, Sung, Ming, Ching. Jenis terbanyak adalah keramik Swatow dan Kraak. Keramik lainnya adalah dari Vietnam abad ke-16 M, dari Thailand berupa fragmen tungku Sawankhalok abad ke-14-16 M, serta dari Yoshida, Jepang sekitar abad ke-19 M. Sementara itu, keramik Eropa umumnya berasal dari abad ke-19 M, meliputi Belanda dan Inggris (Siregar,2003:12).
Keramik dari DAS Lematang terbanyak adalah mangkuk (512 fragmen porselen dan 459 fragmen batuan), guci (610 fragmen batuan). Sementara itu, di Candi Bumiayu 3 banyak ditemukan guci (69 fragmen), baik bahan  batuan maupun porselen. Selain itu ditemukan pula mangkuk, jambangan dan cepuk, yang berasal dari dinasti Tang sampai Sung (abad ke-10 ## 13 M) (Tri Marhaeni, 2000:15 ## 16).
Tabel 1: Bentuk-Bentuk Keramik Asing dari Das Lematang

No.
Bentuk

Porselen

Batuan
1.

Mangkuk

512 fragmen
459 fragmen
2.
Piring
25 fragmen
5 fragmen
3.
Cawan
11 fragmen
-
4.
Sendok
5 fragmen
2  fragmen
5.
Vas
1 fragmen
-
6.
Cepuk
27 fragmen
8 fragmen
7.
Botol
1 fragmen
3 fragmen
8.
Guci
25 fragmen
610 fragmen
9.
Buli-buli
-
10 fragmen
10.
Kendi
-
14 fragmen
11.
Pegangan wadah
2 fragmen
1 fragmen
12.
Tutup wadah
-
3 fragmen

T O T A L

609 fragmen
1115 fragmen
Tabel 2: Kronologi Wadah Keramik dari Das Lematang
No.
Periodesasi

Total

1.
Cina
Sung (10 ## 13 M)
744 fragmen
 
Ming (16 M)
131 fragmen
 
Kraak (16 M)
71 fragmen
 
Ming (16 ## 17 M)
454 fragmen
 
Ming (17 Akhir M)
1 fragmen
 
Ming (17 ## 18 M)
8 fragmen
 
Ching (19 M)
14 fragmen
2.
Thailand (14 ## 16 M)
9 fragmen
3.
Vietnam (16 M)
10 fragmen
4.
Jepang (19 M)
2 fragmen
5.
Belanda (19 M)
3 fragmen
6.
Inggris (19 M)
26 fragmen
T O T A L
1478 fragmen
Tabel 3: Bentuk-Bentuk Keramik Asing dari Candi Bumiayu 3
No.
Bentuk
Total
1.
Guci
69
2.
Mangkuk
7
3.
Jambangan
7
4.
Cepuk
6
Jumlah
89
Tabel 4: Kronologi Keramik Asing dari Candi Bumiayu 3
No.
Periodesasi
Total
1.
Tang (abad 10 M)
1
2.
Sung (abad 10-12 M)
4
3.
Sung (abad 12-13 M)
84
Jumlah
89
Tabel. 5: Bentuk-bentuk dan kronologi keramik asing dari Candi Bumiayu 2
No.
Bentuk
Total
Periodesasi
1.
Kendi
1
Tang (abad ke-8 ## 9 M)
2.
Mangkuk
2
Tang akhir dan Sung (abad ke-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar